"Ya
Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
(QS. 20:114)
“Ya Alloh..aku mohon kepada-Mu ilmu
yang bermanfaat, rizqi yang baik dan amal yang diterima”
(HR Ahmad, Nasai)
“Ya Alloh aku berlindung kepada-Mu
dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak
pernah puas dan do’a yang tidak didengar”
Sahabat AE (Al-Hanif Education).. :) Ilmu dalam kehidupan ini sangatlah luas, Islam menempatkan orang-orang yang berilmu dalam derajat yang tinggi. Mulialah orang yang berilmu.. Berbahagialah bila kau berilmu..
Al-Quran adalah kitab yang terbesar yang mengangkat
derajat orang-orang yang berilmu, memuji kedudukan orang-orang yang diberi
ilmu.
Beberapa keutamaan orang-orang yang berilmu:
1. Ilmu adalah Warisan para Nabi warisan yang lebih mulia
dan berharga dari segala warisan.
“Keutamaan sesorang ‘alim (berilmu) atas seorang ‘abid
(ahli ibadah) seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang-bintang.
Sesungguhnya ulama itu pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidaklah
mewariskan dinar maupun dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka
barangsiapa mengambilnya (warisan ilmu) maka dia telah mengambil keuntungan
yang banyak.” (HR. Tirmidzi).
2. Ilmu itu tetap akan kekal sekalipun pemiliknya telah
mati, bahkan pahalanya terus mengalir.
“Jika manusia mati terputuslah amalnya kecuali tiga:
shadaqah jariyah, atau ilmu yang dia amalkan atau anak shalih yang
mendoakannya.”
3.Dengan Ilmu akan memperoleh
kemudahan-kemudahan.,
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran. (QS. 39:9)
Sebanyak apapun ilmu tak menyusahkan
pemiliknya untuk menyimpan, tak perlu gedung yang tinggi dan besar untuk
meletakkannya. Cukup disimpan dalam dada dan kepalanya, bahkan ilmu itu yang
akan menjaga pemiliknya sehingga memberi rasa nyaman dan aman, lain halnya
dengan harta yang semakin bertumpuk, semakin susah pula untuk mencari tempat
menyimpannya, belum lagi harus menjaganya dengan susah payah bahkan bisa
menggelisahkan pemiliknya.
4. Ilmu, bisa menghantarkan pemiliknya menjadi saksi atas
kebenaran dan keesaan Allah.
Adakah yang lebih tinggi dari tingkatan ini? “Allah menyatakan
bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan
keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang
demikian itu). Tak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ali Imran:
18).
5. Para ulama (Ahli ilmu
syari’at), termasuk golongan petinggi kehidupan yang Allah perintahkan supaya
orang mentaatinya, (tentunya selama tidak menganjurkan durhaka kepada Allah dan
RasulNya).
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya) dan ulil amri di antara kamu.” (An-Nisa: 59).
6. Menuntut ilmu adalah Jihad fii Sabilillah. Tinta ulama
sebanding dengan darah Syuhada’.,
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” QS. 9:122.
7. Pemilik ilmu banyak memberikan manfaat pada diri,
orang lain dan lingkungan sekitar.
“Perumpamaan dari
petunjuk ilmu yang aku diutus dengannya bagaikan hujan yang menimpa tanah,
sebagian di antaranya ada yang baik (subur) yang mampu menampung air dan
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak, di antaranya lagi ada
sebagian tanah keras yang (mampu) menahan air yang dengannya Allah memberikan
manfaat kepada manusia untuk minuman, mengairi tanaman dan bercocok tanam. Dan
sebagian menimpa tanah tandus kering yang gersang, tidak bisa menahan air yang
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Maka demikianlah permisalan orang yang memahami
(pandai) dalam dien Allah dan memanfaatkan apa yang dengannya aku diutus Allah,
maka dia mempelajari dan mengajarkan. Sedangkan permisalan bagi orang yang
tidak (tidak memperhatikan ilmu) itu (sangat berpaling dan bodoh), dia tidak
menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus”. (HR. Bukhari dan Muslim).
“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan, Allah akan pahamkan
dia (masalah) dien.” (HR. Bukhari).
10. Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan hamba sehingga
dia bertaqwa kepada Alloh, dan tahu bagaimana beribadah kepada Allah serta
bermuamalah dengan para hamba Allah.
“......Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” QS.35:28.
11. Orang ‘alim (berilmu) adalah cahaya bagi manusia
lainnya, mampu mengambil pelajaran dan memberi pelajaran.
Ingat kisah seorang pembunuh yang menghabisi 100 nyawa.
Dia bunuh seorang ahli ibadah sebagai korban yang ke-100 karena jawaban bodoh
dari si ahli ibadah yang menjawab bahwa sudah tak ada lagi pintu taubat bagi
pembunuh nyawa manusia. Akhirnya dia datang kepada seorang ‘alim, dan disana ia
ditunjukkan jalan taubat, maka diapun mendapatkan penerangan bagi jalan
hidupnya.
12. Allah akan mengangkat derajat Ahli Ilmu (orang alim)
di dunia dan akhirat. Di dunia Allah angkat derajatnya di tengah-tengah umat
manusia sesuai dengan tingkat amal yang dia tegakkan. Dan di akhirat akan Allah
angkat derajat mereka di Surga sesuai dengan derajat ilmu yang telah diamalkan
dan didakwahkannya.
“Niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS.58:11)